31 July 2012

Resign


Kata itu sekarang cukup menakutkan meskipun sebenarnya mengandung arti mengundurkan diri. Arti yang sesungguhnya adalah mengundurkan diri dengan kehendak sendiri, atas permintaan sendiri, tidak dipaksa dan tidak disuruh.

Namun kata itu sekarang berbeda. Resign menjadi momok bagi karyawan, tenaga kerja atau buruh. Di Indonesia, resign menjadi pilihan pengusaha untuk menghentikan karyawan. Kenapa? Karena murah, tidak butuh banyak biaya yang harus dikeluarkan perusahaan daripada pilihan PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja.

Sebuah media televisi nasional yang biasanya mengupas soal-soal sensitif perusahaan lain (pabrik atau lainnya) kemudian meniru sikap apa yang telah diberitakan.

Meniru merupakan pekerjaan yang mudah, tidak perlu menggunakan terlalu banyak pikiran. Tinggal LEEEEP begitu kata Bang Dedy Mizwar.

Ironis memang, media yang mewartakan tindakan sewenang-wenang pada pekerja, buruh dan karyawan eh ternyata mereka dedengkotnya sekarang. Jadi apa? Pilihannya ya JANGAN PERNAH BEKERJA DISANA KALAU ANDA TIDAK INGIN NASIBNYA SEPERTI INI:

Alasan Trans TV Berencana PHK Karyawan

Pihak Trans TV membenarkan adanya pengurangan jumlah karyawan. Salah satu alasannya adalah adanya penurunan rating dalam siaran Trans TV. (Baca:Puluhan Karyawan Trans TV Ditawari PHK?)

"Rating memang menjadi salah satu alasan kami dalam melakukan jumlah pemangkasan tenaga kerja," kata Marketing Public Relation Departement Head Trans TV, Ahmad Hadiansyah Lubis, ketika dihubungi Tempo pada Rabu, 4 Juli 2012.

Ahmad enggan menjelaskan posisi rating Trans TV saat ini. Dia mengklaim, meskipun turun rating, Trans TV masih ada di lima besar. Selain rating, Trans TV memang kerap melakukan evaluasi tahunan terhadap kinerja karyawannya. Mereka yang kinerjanya dinilai kurang akan mendapat sanksi berupa renegosiasi kontrak.

Ahmad mengatakan posisi ke-25 karyawan tersebut belum dipecat. Saat ini mereka diminta menimbang tawaran kontrak baru. Para karyawan itu hingga saat ini belum ada yang memberi jawaban.

Ahmad membantah jika pemangkasan jumlah karyawan karena ekspansi bisnis Chairul Tanjung selaku pemilik Trans Corp. "Semuanya murni berkaitan dengan kinerja perusahaan saja," kata Ahmad.

Sumber Tempo di kalangan Trans TV mengatakan 25 karyawan tersebut belum di-PHK secara resmi, tapi sudah "ditawari mundur". Perampingan karyawan ini menurut sumber tersebut terkait dengan penurunan rating dan iklan di Trans TV beberapa bulan terakhir.

"Sekitar satu atau dua bulan lalu pemilik melakukan semacam performance appraisal. Dari appraisal itu orang-orang yang dinilai tidak perform ditawari mundur," kata sumber tersebut.

Sumber Tempo menambahkan, divisi pemberitaan adalah divisi pertama yang menjalani uji kinerja. Ada kemungkinan divisi lain akan menjalani tes serupa, dan penawaran mundur ini tak memandang masa kerja ataupun jabatan. Baik reporter, produser, asisten produser, hingga produser eksekutif tak luput dari perampingan.

Sumber tersebut melanjutkan karyawan-karyawan yang akan di-PHK ini masih menjalani proses berbeda-beda. "Ada yang sudah diwawancara, ada yang belum. Ada yang lagi pikir-pikir,"