05 January 2013

Kecelakaan Sukhoi dan Kebakaran Genset adalah REFLEKSI 13 Desember 2008

13.5.2012

IW masih didalam PENJARA POLDA METRO JAYA. Hari ini adalah HARI ke 23 dimana IW mendekam didalam penjara yang sempit dan pengap.

Tidak ada ventilasi udara yang memadai didalam penjara POLDA METRO JAYA.

Asupan makanan juga demikian. IW hanya makan NASI CADONG. Nasi yang dibuat dari beras, bekas sampah rumah makan, yang dikeringkan, kemudian dimasak lagi.

Lauknya juga demikian. Terbuat dari tepung terigu yang digoreng. Persis seperti JIRENG atau Kanji Goreng.

Sayurnya, sekenanya. Biasanya tumis kangkung yang nggak ada rasanya, banyaknya, hanya 1 sendok makan tumis kangkung.

Makan dengan NASI CADONG, 1 sendok tumis kangkung dan 1 butir JIRENG, buat IW masih lebih baik daripada KELAPARAN.

Minum nyaris dijatah. 1 orang hanya dapat minum 3 gelas air putih.

Sabun dan perlengkapan mandi serta cuci baju? NGGAK ADA. IW masih sempat membawa ODOL, SABUN dan RINSO ketika ditangkap pada 13 Desember 2008. Barang-barang itu digunakan bersama-sama dengan TAHANAN lainnya.

Untung kebersamaan diantara para TAHANAN membuat IW tidak merasa kekurangan. Solidaritas sesama tahanan menjadikan IW kuat dan bertahan hidup di dalam penjara POLDA METRO JAYA !

PEMBALASAN akan terjadi kemudian...

Simak terus di blog ini, hanya disini.

Referensikan Blog Ini dengan nama domain : www.kisahhidupiw.blogspot.com


BACA INI:  
Inilah Penyebab Kecelakaan Pesawat Sukhoi

9.5.2012
JAKARTAPRESS.COM 05/01/2013 19:37 -Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selesai melakukan investigasi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet. Kesimpulan KNKT adalah kesalahan manusia (human error) yang terletak di pilot. Kecelakaan ini tak ada hubungannya dengan izin petugas Air Traffic Controller(ATC).

Demikian jawaban KNKT ketika dikonfirmasi mengenai temuan awal dalam laporan pendahuluan KNKT, di mana ketinggian aman minimum dalam radius 25 Nautical Mile (NM) dari Halim adalah 6.900 kaki. ATC mengizinkan turun ke 6 ribu kaki saat pesawat berada di radius 17 NM.

"Itu tidak ada hubungannya dengan izin dari ATC, ATC memang mengizinkan karena itu masih aman. Itu aman, 6 ribu (kaki) itu aman," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi.

Hal itu disampaikan Tatang usai jumpa pers tentang laporan final investigasi KNKT untuk kecelakaan Sukhoi, di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (18/12).

ATC, imbuh Tatang, mengizinkan pilot untuk memutar orbitnya. Namun orbit itu tak diselesaikan karena pilot mengobrol (dengan penumpang).

"Pilot ini belum selesai memutar orbitnya karena pembicaraan-pembicaraan, akhirnya malah berbelok. Orbitnya tidak dia selesaikan," tutur dia.

Investigasi menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut antara lain:

1. Awak pesawat tidak menyadari kondisi pegunungan di sekitar jalur penerbangan yang dilalui dikarenakan beberapa faktor dan berakibat awak pesawat mengabaikan peringatan dari Terrain Awareness Warning System(TAWS).

2. Jakarta Radar belum mempunyai batas ketinggian minimum pada pesawat yang diberikan vector. Vector adalah perintah berupa arah yang diberikan oleh pengatur lalu lintas udara kepada pilot pada pelayanan radar. Vector dan sistem dari Jakarta Radar belum dilengkapi dengan Minimum Safe Altitude Warning(MSAW) yang berfungsi untuk daerah Gunung Salak.

3. Terjadi pengalihan perhatian terhadap awak pesawat dari percakapan yang berkepanjangan dan tidak terkait dengan penerbangan yang telah menyebabkan pilot yang menerbangkan pilot tidak segera mengubah arah pesawat ketika orbit dan pesawat keluar dari orbit tanpa disengaja.

Menurut Tatang, menindaklanjuti proses investigasi kecelakaan ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara PT Angkasa Pura II selaku perusahaan penyelenggara, pemandu lalu lintas udara dan pihak Sukhoi, Civil Aircraft Company telah mengeluarkan beberapa tindakan keselamatan.

KNKT juga telah mengeluarkan rekomendasi segera dan rekomendasi keselamatan kepada Dirjen Perhubungan Udara Bandar Udara Soekarno-Hatta Departemen Industri Penerbangan-Kementerian Perdagangan dan Industri Rusia dan Sukhoi Civil Aircraft Company. [syah]

Sumber: JakartaPress