20 January 2012

Insyaallah Ada Jalan (15)

Hidup ini tak ubahnya seperti kita sekolah.Bangun pagi,mandi,memakai seragam,menyiapkan buku-buku dan berangkat ke sekolah.Di sekolah kita bergaul dengan teman-teman kita.Selain itu kita belajar dari guru-guru kita yang lebih tua umurnya dari kita.Selain mendapat pelajaran,guru-guru kita juga menyiapkan soal-soal yang harus kita selesaikan.Mereka kemudian menilai apakah kita lulus dari persoalan yang diajukannya.Kalau kita lulus,naik kelas kita.

Begitulah kira-kira pelajaran hidup yang kita dapati di sekolah.Banyak perumpamaan yang bisa kita dapatkan di alam semesta ini bila kita mendapat cobaan hidup.

Cobaan hidup yang kita hadapipun juga sama dengan soal-soal yang diajukan guru-guru kita.Ada yang mudah,1/4 mudah,1/2 mudah atau tidak mudah sama sekali.Meskipun demikian guru-guru kita masih toleran dengan jawaban kita.Dari 10 soal yang diajukannya, dengan berbagai kesulitan soal-soal yang dihadapi,yang tersulit mungkin hanya 3 soal.Kalaupun salah semua jawaban atas 3 soal tersulit yang kita hadapi,guru kita masih memberi nilai 70 atas usaha kita menyelesaikan soal-soal itu.Lumayan masih lebih baik daripada angka 60.

Tak berbeda dengan IW,semua soal hidup yang diajukan oleh Sang Pencipta Alam ini diselesaikannya dengan metode seperti itu.Mungkin ada kesalahan,mungkin ada kegagalan,mungkin ada kealpaan tetapi dari 3 kesulitan itu,IW masih mendapat nilai 70 dari Sang Pencipta Jagad Raya ini.

Meskipun masih tertatih-tatih,hidup IW masih lebih baik daripada tidak sama sekali.

Tidak perlu kita berpanjang lebar dengan prolog ini,mari kita ikuti kembali perbincangan kocak dengan narasumber kita ,korban fitnah mantan atasannya seorang Direktur Utama disebuah televisi nasional yang ratingnya naik kelas setelah heboh dengan blog ini:

Tanya: Halo Mas IW,saya gantiin teman yang lagi sibuk dengan pekerjaannya,tetapi yakin bahwa kita tetap pegang teguh komitmen kita untuk tetap silent dalam operasi ini.Bagaimana kabar Mas?Ada yang perlu diceritakan lagi?Sebagai info saja pengunjung di blog semakin banyak.Mereka suka dengan cerita Mas,komentar Mas?

Jawab: Oh iya kabar saya baik,nggak apa-apa kok,siapa saja yang mewawancarai saya,tetap saya layani.Tentang pengunjung yang semakin banyak,saya ingin mengucapkan terimakasih atas kunjungannya.Saya semakin lega katika saya tahu bahwa banyak orang yang kemudian tahu cerita saya.Dengan begitu beban hidup saya semakin ringan.Enteng banget kayak mau terbang ke angkasa he he he

Tanya: Ha ha ha oke deh kita mulai dengan tanya jawab Mas,tapi sebelumnya kita juga heran kok pengunjung tidak membludak seperti kasus-kasus cyber yang diberitakan di TV,komentar Mas?

Jawab: Yah meskipun lambat asal selamat.Kira-kira begitu ungkapan peribahasa.Kalau pendapat saya ya karena belum ada media yang mau memblow up kasus ini.Ewoh pakewoh kata orang Jawa.Media itu menerapkan slogan yang sering kita baca di bus atau angkot."Sesama media dilarang saling menyikut"....

Tanya: Ha ha ha bisa aja Mas ini...

Jawab: Lah gimana,media itu mestinya ya independen.Apapun itu ya beritakan jangan cuman mengungkapkan berita yang punya nilai jual saja.Itu sudah nggak fair.Mereka memblow up kasus-kasus untuk kepentingan keuntungan,revenue aja.Tiap tahun dihitung revenue nya terus sisa keuntungan dibagi sebagai bonus.Cis munafik!

Tanya: Mas khan sudah menikmati?

Jawab: Saya sih nggak nyesel bekerja di media,tetapi setelah tahu ya saya pikir nggak barokah ya....kita meliput penderitaan orang dan dapat iklan dan kita yang menikmati bonus.Sementara orang yang menderita tetap aja berkutat dengan penderitaannya...

Tanya: Dengan pemberitaan itu mereka khan ada perbaikan entah disantuni atau apalah?

Jawab: Betul satu penderitaan itu dapatnya iklan primetime he he he nggak cocok...

Tanya: Menari diatas penderitaan orang Mas?

Jawab: Kurang lebih begitu.Etos media kita masih seperti peribahasa yang Anda sampaikan.Kalau di media seperti Singapore atau Malaysia,mereka nggak pernah memutar seperti itu.Kalaupun ada bencana,mereka akan meliput proporsional.Jarang saya liput ada program seperti bedah warung dll.Baik sih tapi nggak mendidik.Cuman sensasi untuk mendongkrak rating AC NEILSON.Cis banget....

Tanya: Mas kayaknya nggak suka dengan media...

Jawab: Bukan nggak suka secara general ya tetapi media itu yang baik lah dalam menyiarkan program acaranya.Terbukti khan banyak efek negatifnya pada masyarakat.Contoh termehek-mehek itu ternyata rekayasa dan nggak mendidik.Apalagi?banyak khan yang menyiarkan efek-efek negatif.Media itu bisa menunjukkan karakter bangsa loh.Kalau sering menyiarkan berita kriminal,artinya negara itu masih miskin!Beda dengan Cina.Nggak ada sedikitpun berita kriminal disana.Artinya mereka adalah negara yang aman.Negara maju!

Tanya: Atau mungkin Mas benci karena nggak diberitakan di media?

Jawab: Ah ngapain benci dengan cara itu.Nggak diberitakan ya nggak pateken.Soeharto juga ngomong begitu.Nggak jadi Presiden ya nggak pateken.He he he

Tanya: Mas seumpama ada yang mau beritakan cerita Mas bagaimana?

Jawab: WANIPIRO?

Tanya: Ha ha ha ha wanipiro?Djarum Fil...

Jawab: He he he cocok!

Tanya: Ha ha ha ha oke Mas,panjang juga perbincangan ini.Baik pembaca blog kita sudahi dulu wawancara ini semoga ada manfaat yang kita petik dari cerita disini.Sampai jumpa.Salam Blogger!