25 August 2011

Pedihnya Hidup Dalam Belenggu Fitnah (10)

Masih saja kubu Wishnutama Direktur Utama TransTV menebar fitnah-fitnah keji dan kejam.Mereka rupanya belum bisa menerima kekalahannya dalam sebuah perang uji nyali, Perang Ketahanan Emosi (PsiWar). IW tidak perlu melakukan perlawanan fisik untuk membalas perlakuan kejam mereka.

Faktanya,fitnah yang dimunculkan Wawan Julianto,orang suruhan Wishnutama Direktur Utama TransTV pada tanggal 1 Maret 2007 jelas-jelas merupakan fitnah keji dan kejam terhadap IW.Mereka hingga sekarang tidak mampu menunjukkan dan menerangkan dengan jelas fitnah tersebut.

IW juga sudah memberi ultimatum agar fitnah kejam tersebut diklarifikasi.Dan faktanya hingga detik ini,fitnah berupa email itu tidak pernah diklarifikasi.

IW hanya berharap bahwa fitnah melalui email tersebut dapat diklarifikasi ke publik agar hidup IW menjadi tenang,tidak terbelenggu oleh fitnah keji dan kejam tersebut.

Semua peristiwa itu tergantung dari niat baik masing-masing.Bila mereka mempunyai niat baik untuk menyelesaikan masalah ini baik-baik,IW sangat berterimakasih.

Semua itu sebenarnya hanya untuk menyambung kembali persaudaraan.Apalah artinya bermusuhan terus menerus tanpa ujung.Hidup hanya akan dipenuhi dengan bayang-bayang dendam kesumat.

Guna mengklarifikasi fitnah baru yang dilancarkan oleh kubu Wishnutama,Direktur Utama TransTV,mari kita ikuti perbincangan bersama IW:

Tanya: Mas,Anda sudah membaca di Shout?

Jawab: Ya, sudah mereka meniup fitnah lagi terhadap saya.Ini terkait dengan teman baik saya Saut Siahaan.

Tanya: Apa tanggapan Anda?

Jawab: Saya akan menjelaskan perihal istilah kolusi yang dimaksud tersebut.

Tanya: Bisa ceritakan sejarah hubungan Anda dengan Saut Siahaan?

Jawab: Bisa.Dia itu teman baik saya.Saking baiknya sudah seperti saudara sendiri.Saya suka dengan Saut Siahaan.Orangnya baik.Namun sayang ada persoalan ketika kita bersama di TransTV.

Tanya: Apa itu Mas?

Jawab: Tadinya saya ditolong oleh Saut Siahaan untuk membantu dia mendirikan TransTV.Saya sanggup karena saya mampu.Waktu itu tidak ada orang lagi yang bisa bantuin dia karena semua temannya sudah mapan di perusahaan masing-masing,hanya saya yang mau membantu dia.Oke,saya mau dan kemudian bergabung dengan tim 40 mendirikan TransTV.

Saut puas dengan kinerja saya termasuk juga Alex Kumara.Oh ya sebelum saya ke TransTV,saya juga mendapat tawaran bekerja di Lativi.Tetapi karena Saut ngebet ingin merekrut saya,ya saya mau aja.

Terus dalam perjalanan kita kerja bersama dalam satu tim,ada masalah dengan Singgih perihal penangkal petir.Banyak peralatan saya yang rusak karena terkena petir.Saya otomatis aware dengan kondisi itu.Saya tidak tahu kalau kemudian Saut mengira saya memihak Singgih yang lain departemen.Dari situlah kemudian muncul benih yang tidak baik,katakanlah permusuhan.Tapi saya tidak menganggapnya bermusuhan hanya salah paham saja.Saya masih sms an dengan Saut hingga kini.Tapi itu kalau lagi punya pulsa...he he he

Tanya: Terus?

Jawab: Nah,suatu hari saya mendengar keluhan Saut Siahaan.Dia curhat pada saya soal ibunya yang lagi sakit keras.Orang tua Saut Siahaan waktu itu tinggal ibunya itu.Saut sayang sekali dengan ibunya.

Saya sebagai teman baik dan partner kerja merasa tergugah untuk membantu dia.Dia curhat kalau dia membutuhkan biaya berobat buat ibunya sekitar 40 juta.

Kalau sudah begitu,hati saya nggak tega dengan kondisi Saut seperti itu.Saya tergerak untuk membantu teman sendiri.Sahabat saya.Namun saya nggak punya uang sebesar itu untuk membantu Saut Siahaan.

Kemudian waktu itu masih tender pembelian pemancar untuk pembangunan stasiun transmisi.Nilai tendernya besar.

Terus saya mengontak seorang teman supplier pemancar.Dia kebetulan ikut tender pemancar tersebut.Sebut saja namanya Ir Median Syarif.Perusahaannya bernama PT Indotayang Mandiri.

Saya kontak dia untuk minta bertemu.Dan selanjutnya kita bertemu di warung sate Pak Kumis dikawasan tebet kalau tidak salah.

Sambil makan sate saya kemukakan persoalan Saut Siahaan pada orang itu.Saya juga tekankan pada orang itu kalau mau menang tender,bantu biaya pengobatan ibunya Saut Siahaan sebesar 40 juta.

Orang itu lalu mengatakan siap untuk membantu pengobatan ibunya Saut Siahaan yang sedang sakit keras.

Besoknya sekitar pukul 19.00 WIB saya melihat mobil Ir Median Syarif sudah parkir di pelataran parkir TransTV.Waktu itu masih di lokasi Gedung Menara Bank Mega.

Lalu Saut bilang sama saya kalau mau keluar sebentar.Saya mengiyakan saja.

Saut dan Median kemudian bertemu di pelataran parkir dan mereka keluar entah kemana.Waktu Saut turun dari lantai 2 gedung TransTV,dia bertemu dengan Alex Kumara.

Saya tahu karena memperhatikan gerak-gerik Saut dari lantai 2.

Terus karena mereka sudah pergi,ya saya kemudian melanjutkan pekerjaan saya diruangan saya.

Saking asiknya bekerja saya nggak tahu kalau jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB.Ketika itu Saut rupanya sudah balik ke kantor.Dia kemudian ke ruangan saya dengan wajah yang ceria.

"Mam,kita pilih Indotayang saja" kata Saut pada saya.Saya kemudian jawab "Oke Pak,saya akan cari cara supaya Indotayang bisa menang tender" jawab saya pada Saut.

Keceriaan Saut rupanya beralasan juga karena dia kemudian menunjukkan amplop yang berisi cek.Saya hanya menduga nilainya kurang lebih setara dengan kebutuhan biaya pengobatan ibunya di rumah sakit.

Dengan keadaan itu,paling tidak saya sudah membantu sahabat saya itu keluar dari persoalan biaya rumah sakit ibunya.Sebagai sahabat,saya suka sekali bila dapat membantu dia.Yah hitung-hitung balas budi lah.Dulu saya juga bantu mencairkan uang Dana Pensiun Bimantara milik Saut Siahaan.Dana Pensiun itu merupakan kewajiban setiap karyawan di RCTI dan SCTV ketika masih menjadi sister stasiun.

Uang Dana Pensiun itu kemudian dipakai Saut juga untuk biaya pengobatan ibunya.Dan asal tahu saja,perjuangan Saut Siahaan supaya ibunya sembuh dari sakit itu sangat luar biasa.Saya tahu sendiri.Gaji dia hampir semua untuk biaya berobat ibunya yang sakit keras di rumah sakit.

Tanya: Oh begitu?Jadi mulia dong niat Anda Mas...

Jawab: Saya tidak ingin disanjung untuk persoalan ini.Saya hanya meminta orang yang melakukan fitnah terhadap saya yang mengatakan bahwa saya memfitnah Saut karena kolusi itu mendapat azab yang berat dari Allah SWT.

Tanya: Ada cerita lain?

Jawab: Ada,ketika perseteruan Saut Siahaan dan Singgih memuncak,saya terbawa-bawa dengan persoalan mereka.Noko pernah memanggil saya untuk itu.Kesalahpahaman itu membuat saya jadi marah.Persoalan itu mestinya tidak diperuncing oleh Singgih tetapi Singgih terus ngompori saya.Saya kemudian menjaga jarak dengan Singgih.

Tanya: Jadi begitu verita yang sebenarnya...

Jawab: Kurang lebihnya begitu.Dan tolong pada orang dari kubu Tama supaya menjelaskan seperti apa fitnah saya pada Saut dengan tuduhan kolusi itu.PT Indotayang Mandiri menang proyek itu karena didukung Saut Siahaan dan Saya.Saya nggak dapat apa-apa dari Ir Median Syarif meskipun saya dijanjikan akan diberi uang sebesar Rp 125 juta tetapi hingga sekarang orangnya nggak pernah mengontak saya lagi.Takut saya tagih he he he

Tanya: Baik Mas,rupanya mereka mendapat masukan yang tidak benar terhadap Anda...

Jawab: Yah itulah gunanya komunikasi.Kalau ada apa-apa ya dikomunikasikan saja jangan dipendam kemudian menyebarkan fitnah-fitnah tentang saya.

Tanya: Mas,ada yang belum Anda ceritakan ketika Anda kepergok menitipkan absensi pada seorang office boy...

Jawab: Benar sekali.Saya sampai lupa kejadiannya.Begini.Saya mengontak office boy itu tetapi tisak diangkat.Maksud saya saya mau minta kartu absen saya itu.Terus karena saya kesulitan menghubungi dia,saya cari dia di kantor.

Kemudian setelah bertemu,dia cerita kalau kartu absen saya sudah di tangan Noko.Saya kaget,kok bisa tanya saya.

Dia cerita bahwa suatu pagi sekitar jam 07.00 WIB,Wawan JUlianto menunggu office boy itu.Saat office boy itu akan mengabsenkan saya,Wawan Julianto kemudian merebut kartu absen itu dan menyerahkannya ke Noko.

Tanya: Wah lagi-lagi Wawan Mas

Jawab: He he he memang dia ambisi sekali untuk menduduki jabatan Kepala Departemen.Makanya segala cara dia lakukan untuk menjatuhkan saya termasuk mencari siapa office boy yang mengabsenkan absensi saya.

Tanya: Absen itu penting di kantor Mas?

Jawab: Ishadi Sk pernah ngomong di meeting bahwa absensi itu fleksible karena karakter kerja kita tidak mengenal waktu.Saya juga begitu.Setiap saat bila terjadi masalah dengan peralatan saya,saya wajib menyelesaikan masalah itu kapan saja dan dimana saja.Absensi saya sering bolong-bolong karena kantor saya di Tendean Jakarta,kalau ada masalah di Joglo Jakarta pada malam hari,saya masih dirumah.Kalau ada persoalan saya langsung berangkat dari rumah pada jam itu dan tidak absen dulu ke Tendean karena jaraknya jauh.Pulang dari Joglo,sudah pagi sekitar jam 05.00 WIB,mana mungkin saya absen ke Tendean?Kemudian saya masuk jam kerja sekitar jam 08.30 WIB,saya khan masih mengantuk karena semalaman kerja di Joglo akhirnya saya datang ke kantor molor sekitar jam 10.00 WIB.pulang dari kantor ya sekitar jam 21.00 WIB.Bagaimana memanage absensi kalau begitu?

Tanya: Oke Mas,kayaknya penjelasan Anda cukup bisa diterima akal,dan rupanya kita break dulu sambil menunggu kubu Wishnutama mengomentari klarifikasi Anda ini.

Jawab: Ya nggak apa-apa,memang seharusnya saya aktif melakukan klarifikasi agar fitnah-fitnah kejam itu tidak lagi membelenggu hidup saya

Tanya: Anda tersinggung dengan fitnah-fitnah mereka?

Jawab: He he he buat apa?Kita berperang khan wajar,musti bawa senjata dan peluru.Mereka juga punya peluru untuk ditembakkan ke saya demikian juga saya.

Tanya: Tembakan mereka luput terus Mas

Jawab: Ha ha ha kalau luput terus berarti pelurunya kosong.Cuman keras suara ledakannya tapi nggak kena.

Tanya: Setuju, justru peluru Mas membuat mereka terkaing-kaing kayak anjing...lapor ke Polda segala...

Jawab: Ha ha ha ha saya ingat dengan senjata mainan anak saya.Namanya dompis.Pelurunya dari kertas.Kalau ditembakkan bunyi tes tes tes....

Tanya: Ha ha ha ha ha ha oke saya mau ketawa dulu Mas,ntar wawancaranya disambung lain waktu aja ha ha ha ha