Prabu Joyoboyo terkenal dengan ramalannya yaitu NOTO NOGORO. Dan semua orang sudah tahu tentang ramalan tersebut. Terbukti 2 Presiden Indonesia namanya berakhiran dengan NO dan TO. Ketika Prabu Joyoboyo meramalkan hal itu, beliau melakukannya dengan TIRAKAT atau LELAKON.
Berbeda dengan Sang Penyambung Lidah Joyoboyo, IW. Dia melakukannya dengan pendekatan rasional dan logis.
Tidak mudah melakukan pendekatan secara rasional dan logis. Cara yang diadopsi IW adalah numerology, ilmu tentang angka yang diciptakan oleh Pythagoras pada 3000 tahun yang lalu.
Apa yang dianalisa oleh IW dengan numerology, tidak berbeda dengan ramalan Prabu Joyoboyo. Bisa berubah. Ketika Prabu Joyoboyo meramalkan pemimpin Indonesia sebagai NOTO NOGORO, ada seorang tokoh Indonesia yang kemudian membalik ramalan Joyoboyo.
Tokoh itu tak lain adalah Gus Dur atau Abdurrahman Wahid. Gus Dur mampu membalik ramalan Joyoboyo menjadi NOTO GORO-NO.
Bagaimana dengan analisa IW? Sekalipun IW memastikan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI pada 2014 bila SBY tidak mengalami kecelakaan pesawat terbang, mungkin tokoh sekaliber Prabowo Subianto juga mampu seperti Gus Dur yaitu tetap dapat menjadi Presiden RI sekalipun SBY jatuh.
Jadi tidak ada yang absolut di dunia ini kecuali HUKUM TUHAN!