Laku Tirakat: Mengurangi Makan dan Tidur
Sebuah laku tirakat yang universal yang
berlaku untuk seluruh mahluk hidup adalah puasa. Ulat agar bisa
terbang menjadi kupu-kupu harus berpuasa terlebih dahulu, ular agar bisa
ganti kulit harus puasa terlebih dahulu dan ayam agar bisa beranak pun
harus puasa terlebih dahulu.
Secara
budaya banyak hal yang dapat diraih melalui puasa. Orang-orang
terdahulu tanpa mempermasalahkan sisi ilmiahnya, aktivitas puasa telah
berhasil mendapatkan segala daya linuwih atau keistimewaan melalui puasa
yang lazim disebut tirakat.
Para
spiritualis mendapatkan Wahyu maupun Wisik ( Petunjuk ghoib melalui
puasa terlebih dahulu ). Dan tradisi itu masih terus dilestarikan
orang-orang zaman sekarang. Intinya sampai kapanpun orang tetap meyakini
dengan mengurangi makan dalam hal ini adalah puasa, seseorang akan
memperoleh inspirasi baru, intuisi.
Tradisi
kita, ketika secara budaya sudah tiada lagi tempat untuk bertanya,
melalui puasa seseorang bisa mendapatkan telinga yang baru dan ketika ia
tak lagi mampu berkata, dengan puasa seseorang mampu memperoleh mulut
yang baru.
Secara
logika, puasa adalah bentuk kesungguhan yang di wujudkan melalui
melaparkan diri. Hanya orang-orang yang sungguh-sungguh saja yang
sanggup melakukannya. Aktivitas ini jika ditinjau dari sisi ilmu batin,
menunjukan bahwa kesungguhan memprogram niat itu yang akan menghasilkan
kelebihan-kelebihan.
Hati
yang diprogram dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan sesuatu yang
luar biasa. Karena itu dalam menempuh ilmu batin, aktivitas puasa mutlak
dibutuhkan. Karena didalam puasa itu tidak hanya bermakna melaparkan
diri semata. Lebih dari itu, berpuasa memiliki tujuan manonaktifkan
nafsu syaithoni.
Non
aktifnya nafsu, secara tidak langsung meninggikan taraf spiritual
manusia, sehingga orang-orang yang berpuasa do'a nya makbul dan apa yang
terusik dalam hatinya sering menjadi kenyataan.
Menurut
Imam Syafi'i dengan berpuasa seseorang terhindar dari lemah beribadah,
berat badannya, keras hatinya, tumpul pikirannya dan kebiasaan mengantuk.
Dari penyelidikan ilmiah, puasa diyakini memiliki pengaruh terhadap
kesehatan manusia.
Orang-orang
terdahulu memiliki ketajaman mata batin dan manjur Ilmu kanuragannya
karena kuatnya dalam Laku Melek atau mengurangi tidur malam hari. Bahkan
burung hantu yang dilambangkan sebagai lambang ilmu pengetahuan pun
disebabkan karena kebiasannya "Tafakur" pada malam hari.
Dalam filosofi ilmu batin, memperbanyak tafakur malam hari menyebabkan seseorang memiliki "Mata Lebar", yaitu ketajaman dalam melihat dan membaca apa-apa yang tersirat dibalik kemisterian alam semesta ini.
Bahkan
ketika agama Islam datang pun membenarkan informasi sebelumnya yang
dibawa oleh agama lain. Hanya Islam yang menginformasikan bahwa dengan
ber-Tahajud ketika orang lain terlelap dalam tidur, menyebabkan orang
itu akan ditempatkan Allah SWT pada tempat yang terpuji.
Pada keheningan malam terdapat berbagai hikmah. Melawan "Nafsu"
tidur menuju ibadah kepada Allah SWT dan dalam suasana hening itu
konsentrasi mudah menyatu. Saat inilah Allah SWT memberikan keleluasaan
kepada hamba-hamba-Nya guna memohon apa saja yang diinginkan.
Banyak
para spiritualis yang memiliki keunikan dalam ilmu batin bukan karena
banyaknya ilmu dan panjangnya amalan yang di bacanya, melainkan karena
laku prihatin pada malam harinya. Insya Allah seseorang yang membiasakan
diri tafakur dan beribadah pada malam hari, maka Allah SWT akan
memberikan keberkahan dalam ilmu-ilmunya.
Sumber: http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/memperkuat_cahaya_bathin2.html