Lengkong, 9 Juli 2012
KepadaYTH:
Bapak Wishnutama Kusubandio
Direktur Utama PT Televisi Transformasi Indonesia (TransTV)
di
Jl Kapten P Tendean 12-14 A
JAKARTASELATAN
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan jabatanBapak yang sudah tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama TransTV maka jabatan itu saya coret dari surat ini.
Masih ingat dengan format surat seperti ini? Biasanya seorang karyawan/staff yang akan menulis surat kepadamu, menggunakan format ini. Mereka hormat kepadamu sebagai pemimpin dalam perusahaan.
Mengapa kamu tidak memberi hormat pada bawahanmu juga?
Mereka itu bekerja siang malam, dengan loyalitas penuh agar engkau tetap dinilai oleh Chairul Tanjung sebagai pemimpin yang baik dan patut untuk dipertahankan.
Jabatan itu merupakan amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya, jabatan adalah kekuatan seorang pemimpin. Bila salah dalam menggunakan kekuatan itu, Allah yang memberi jabatan tidak akan sudi lagi memberi jabatan. Dia akan mencabut jabatan itu darimu.
Sekarang kamu akan tahu bagaimana rasanya seorang yang dicopot dari jabatannya. Masgul, marah, sedih meskipun kamu menutupinya dengan bahasamu di Twitter.
Nasi sudah jadi bubur, buatlah bubur itu menjadi enak disantap. Beri bubur itu dengan santan yang kental dan bumbu yang lezat. Jangan lupa memberi kaldu ayam serta irisan ayam goreng. Aku yakin kamu bakal ketagihan dengan bubur itu.
Kamu sudah dipecat oleh Chairul Tanjung, janganlah risau. Engkau masih punya banyak uang sekarang. Buatlah uangmu semaksimal mungkin agar engkau tidak terpuruk seperti aku.
Aku yakin kamu masih sering mengunjungi blog ini. Pastinya kamu sudah tahu bagaimana rasanya dizalimi. Tetapi aku tetap tegar menghadapi kesulitan hidup. Dengan 1001 cara aku berusaha agar tetap hidup dan memberi nafkah pada keluargaku. Cobalah engkau memetik hikmah dari pengalamanku ketika kamu pecat aku tanggal 3.2.2006.
Hidup ini bergulir terus hingga kamu mati. Janganlah menyerah begitu saja. Tunjukkan pada CT kalau kamu bisa mengatasi hidup ini.
Kalau kamu merasa bahwa aku telah menjelek-jelekkan kamu di blog ini, silakan, tetapi kalau kamu membaca tulisan di blog ini dari pemikiran positif, sungguh kamu akan mendapat hikmah yang luar biasa.
Terus kamu ingin membuat Restoran dan EO? Bagus itu. Lakukan dan aku yakin seyakin-yakinnya bahwa kamu akan sukses dengan tujuan itu. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini kalau kamu melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tunjukkan pada CT kalau kamu bisa hidup tanpa harus bekerja di TransCorp.
Biarlah aku sekarang melampiaskan kemarahanku di blog ini. Aku juga tidak akan sungguh-sungguh memenggal lehermu. Sayang. Selain aku masih suka dengan kehebatanmu, aku juga sayang dengan tanganku. Nanti tanganku akan kotor terpercik darah dari lehermu. Haram menurut Islam, darah yang menempel ditubuh kita.
Demikian surat ini aku sampaikan, semogaBapak dapat mengerti perasaanku.
Terimakasih atas waktunya untuk membaca suratku ini.
Hormat kami,
I Wahjono, Eng
Mantan Pecatan TransTV tanggal 3.2.2006
Kepada
di
JAKARTA
Sehubungan dengan jabatan
Masih ingat dengan format surat seperti ini? Biasanya seorang karyawan/staff yang akan menulis surat kepadamu, menggunakan format ini. Mereka hormat kepadamu sebagai pemimpin dalam perusahaan.
Mengapa kamu tidak memberi hormat pada bawahanmu juga?
Mereka itu bekerja siang malam, dengan loyalitas penuh agar engkau tetap dinilai oleh Chairul Tanjung sebagai pemimpin yang baik dan patut untuk dipertahankan.
Jabatan itu merupakan amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya, jabatan adalah kekuatan seorang pemimpin. Bila salah dalam menggunakan kekuatan itu, Allah yang memberi jabatan tidak akan sudi lagi memberi jabatan. Dia akan mencabut jabatan itu darimu.
Sekarang kamu akan tahu bagaimana rasanya seorang yang dicopot dari jabatannya. Masgul, marah, sedih meskipun kamu menutupinya dengan bahasamu di Twitter.
Nasi sudah jadi bubur, buatlah bubur itu menjadi enak disantap. Beri bubur itu dengan santan yang kental dan bumbu yang lezat. Jangan lupa memberi kaldu ayam serta irisan ayam goreng. Aku yakin kamu bakal ketagihan dengan bubur itu.
Kamu sudah dipecat oleh Chairul Tanjung, janganlah risau. Engkau masih punya banyak uang sekarang. Buatlah uangmu semaksimal mungkin agar engkau tidak terpuruk seperti aku.
Aku yakin kamu masih sering mengunjungi blog ini. Pastinya kamu sudah tahu bagaimana rasanya dizalimi. Tetapi aku tetap tegar menghadapi kesulitan hidup. Dengan 1001 cara aku berusaha agar tetap hidup dan memberi nafkah pada keluargaku. Cobalah engkau memetik hikmah dari pengalamanku ketika kamu pecat aku tanggal 3.2.2006.
Hidup ini bergulir terus hingga kamu mati. Janganlah menyerah begitu saja. Tunjukkan pada CT kalau kamu bisa mengatasi hidup ini.
Kalau kamu merasa bahwa aku telah menjelek-jelekkan kamu di blog ini, silakan, tetapi kalau kamu membaca tulisan di blog ini dari pemikiran positif, sungguh kamu akan mendapat hikmah yang luar biasa.
Terus kamu ingin membuat Restoran dan EO? Bagus itu. Lakukan dan aku yakin seyakin-yakinnya bahwa kamu akan sukses dengan tujuan itu. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini kalau kamu melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tunjukkan pada CT kalau kamu bisa hidup tanpa harus bekerja di TransCorp.
Biarlah aku sekarang melampiaskan kemarahanku di blog ini. Aku juga tidak akan sungguh-sungguh memenggal lehermu. Sayang. Selain aku masih suka dengan kehebatanmu, aku juga sayang dengan tanganku. Nanti tanganku akan kotor terpercik darah dari lehermu. Haram menurut Islam, darah yang menempel ditubuh kita.
Demikian surat ini aku sampaikan, semoga
Terimakasih atas waktunya untuk membaca suratku ini.
I Wahjono, Eng
Mantan Pecatan TransTV tanggal 3.2.2006