JAKARTA, KOMPAS.com -
PT Kartika Airlines masih belum bisa memastikan rencana pembelian
pesawat Sukhoi Superjet 100. Berbeda dengan PT Sky Aviation yang sudah
bulat membeli pesawat ini, Kartika memilih untuk menunggu hasil
investigasi kecelakaan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT).
Aditya
Wardana, Direktur Komersial Kartika Airlines mengatakan, kepastian
pembelian pesawat buatan Sukhoi Civil Aircraft Company ini akan
dilakukan setelah hasil investigasi KNKT selesai dilakukan. Sebelumnya
Kartika berniat memborong 30 unit pesawat Sukhoi Superjet.
“Kami
tidak ingin buru-buru mendatangkan pesawat sebelum hasil investigasi
keluar karena tidak ingin setelah membeli pesawat tersebut nantinya
tidak ada penumpang yang menaiki,” kata Aditya, Senin (23/7/2012).
Menurut
Aditya, Kartika akan memberikan waktu selama enam bulan mendatang agar
KNKT bisa mengungkapkan hasil investigasi kecelakaan yang terjadi pada 9
Mei lalu. Jika hingga batas waktu itu laporan investigasi resmi tidak
dikeluarkan, maka Kartika akan menyiapkan alternatif penggunaan pesawat
jenis lain. “Pengoperasian Kartika Airlines tergantung dari pesawat.
Hingga sekarang memang kami masih belum ada pesawat,” tambahnya.
Diumumkan Oktober
Kartika
Airlines rencananya akan menggunakan Sukhoi Superjet untuk melayani
rute-rute potensial baru yang belum dilayani maskapai lain, seperti Nusa
Tenggara, Papua, dan Maluku. Wilayah-wilayah itu memiliki infrastruktur
bandara yang cocok untuk didarati pesawat Sukhoi.
Sementara
itu, KNKT berencana mengumumkan hasil investigasinya pada Oktober 2012.
"Saat ini KNKT masih melakukan sinkronisasi data dari flight data recorder (FDR) serta cockpit voice recorder (CVR)," kata Ketua Tim Penyidik KNKT, Mardjono Siswosuwarno.
Hasil
penyelidikan KNKT tersebut sangat dinanti oleh publik di Indonesia.
Selain karena korban tewas kecelakaan pesawat itu mencapai 45 orang,
hasil investigasi juga dibutuhkan maskapai penerbangan Indonesia yang
sudah memesan pesawat sejenis.
Selain
Kartika, perusahaan penerbangan Sky Aviation juga berniat memboyong
Sukhoi Superjet 100 ke Indonesia. Namun berbeda dengan Kartika, Sky
Aviation mengaku, pihaknya akan mulai menerima pesanan pesawat buatan
Rusia ini pada Oktober 2012. "Sampai akhir tahun ini memang akan datang
tiga unit lebih dulu. Kedatangan SSJ 100 sebenarnya dijadwalkan Agustus
dan September 2012, tetapi karena peristiwa kecelakaan, pengiriman
pesawat tertunda," kata Sutito Zainuddin, General Manager Marketing Sky
Aviation, belum lama ini.
Tiga
unit pesawat SSJ 100 yang akan datang tahun ini adalah bagian dari 12
unit pesawat yang dipesan Sky Aviation. Tiap tahun hingga 2015 secara
bertahap sebanyak tiga unit SSJ 100 direncanakan akan terus berdatangan.
Sky Aviation akan memakai Superjet untuk melayani rute Batam ke Jakarta
dan Batam ke Natuna.
Selain
maskapai dari Indonesia, terdapat juga beberapa maskapai lain yang juga
memesan jenis pesawat yang sama, mereka diantaranya berasal dari
Pakistan, Myanmar, Laos, dan beberapa negara pecahan Uni Soviet.
Sekedar
catatan, Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang pertama yang
dikembangkan Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC). Pesawat ini merupakan
hasil kerja sama berapa perusahaan penerbangan Amerika Serikat (AS) dan
juga Eropa.
Mereka
yang terlibat dalam proyek pesawat kelas rute jarak menengah dangan
kapasitas penumpang di bawah 100 orang ini Sukhoi Superjet-100 itu
adalah; Boeing, Snecma, Thales, Messier Dowty, Liebherr Aerospace, dan
Honeywell. (Melati Amaya Dori/Kontan)