Kesulitan hidup dapat dibagi dalam 2 persoalan.Pertama persoalan dari diri kita sendiri dan persoalan yang timbul karena orang lain.
Persoalan yang timbul dari diri kita sendiri misalnya kita melanggar peraturan lalu lintas yang kemudian menimbulkan persoalan.
Kita kemudian dihadapkan pada peraturan lalu lintas.Demikian juga persoalan yang timbul karena orang lain misalnya seseorang yang mabuk pada saat mengendarai mobil kemudian menabrak kendaraan kita.Persoalan-perseoalan itu adalah bagian dari kehidupan kita.
Contoh diatas merupakan penggambaran apa yang terjadi pada IW.Persoalan yang timbul pada IW berasal dari persoalan eksternal.Mendapatkan fitnah kejam dari orang lain yang kebetulan merupakan anak didik IW.Akibat fitnah tersebut,muncul persoalan-persoalan baru yang menyertainya.
Dibawah ini merupakan sekelumit tulisan yang terdapat dalam buku 10 SIKAP POSITIF Menghadapi Kesulitan Hidup yang ditulis oleh ustad AA Qowiy,ini merupakan referensi untuk memandang kesulitan hidup dari sisi agama seperti apa yang juga dialami oleh IW dan menjadi penuntun hidup IW keluar dari kesulitan hidupnya sekarang.Tidak perlu kita berpanjang lebar,mari kita baca bersama:
Karakter Kesulitan hidup
Banyak hal yang harus kita pahami dari persoalan kesulitan ini.Memahami posisi kesulitan dalam kaca mata yang benar,insya Allah,akan cukup meringankan kita dalam mensikapi kesulitan itu sendiri.
Pertama, harus kita sadari bahwa realita hidup yang kita jalani ini adalah pergulatan menghadapi kesulitan.Siapapun orangnya, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, selama dia hidup pasti akan bertemu dengan aneka macam kesulitan.Kesulitan-kesulitan itu kemudian memaksanya berusaha untuk menaklukkannya.Sebagian ada yang berhasil dan sebagian yang lain gagal.Dan proses perjuangan menaklukkan kesulitan-kesulitan inilah yang kemudian orang sebut dengan istilah hidup.Jadi,membenci kesulitan sama saja dengan membenci kehidupan itu sendiri.
Kedua, kesulitan adalah milik semua orang.Semua manusia yang hidup didunia ini pasti akan menemui kesulitan dalam hidupnya.Kita tidak perlu berangan akan dibebaskan dari kesulitan sama sekali,sebab kenyataannya semua orang telah memiliki jatah agenda kesulitan sendiri-sendiri.Semua orang secara adil kebagian kesulitan, hanya bentuk dan kadarnya berbeda-beda.
Lucu jika kita menginginkan diberi kemudahan seperti orang lain dalam satu kasus tertentu.Padahal, orang-orang itu dalam banyak kasus yang lain juga ingin dimudahkan seperti kita.Masing-masing kita punya kelebihan dan kekurangan.Hal ini menjadi bukti bahwa hidup yang kita jalani ini ada di atas prinsip pembagian yang adil.
Menyadari bahwa kesulitan itu universal,milik semua orang,akan membuat kita lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah.Kita tidak perlu iri dengan kemudahan yang diperoleh orang lain.Kita juga tidak perlu berbangga dengan kesusahan yang menimpa mereka.
Ketiga, kesulitan adalah sunnatullah,yaitu suatu hukum yang telah Allah tetapkan secara permanen.Mau atau tidak,suka atau terpaksa,manusia pasti akan berhadapan dengan kesulitan.Sebab hal ini Allah tetapkan sebagai bagian dari liku-liku hidup kita.
Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:"Dan benar-benar akan Kami berikan cobaan pada kalian dengan sesuatu yang berupa kesulitan,kelaparan dan kekurangan akan harta,jiwa dan buah-buahan.Maka berikan kabar gembira bagi orang-orang yang penyabar."(Q.S Al Baqarah;155).Ayat ini dan yang semisalnya menunjukkan bahwa salah satu tujuan datangnya kesulitan adalah untuk menguji kesabaran manusia.Sebagai ujian,kesulitan itu pasti akan datang,lambat atau cepat.
Terlalu bodoh,jika dalam hidup ini kita memimpikan keadaan yang seutuhnya serba enak dan mapan.Apalagi jika jatah waktu yang kita miliki habis digunakan untuk menciptakan semua itu.Bukan berarti kita tidak boleh berusaha untuk hidup bahagia:kita hanya diingatkan bahwa bahagia yang diimpikan itu pasti tidak akan utuh.Di sisi bahagia itu nanti akan ada duka,bahkan tetesan air mata kesedihan.
Apa rahasianya?Allah hendak mengingatkan agar kita tidak silau dalam memandang dunia ini.Didunia memang ada keindahan,namun tidak utuh.Selain itu,Allah juga menyadarkan bahwa,sesudah dunia ini,masih ada kampung lain yang lebih segala-galanya yaitu kampung akhirat.
Dalam Al-Qur'an disebut "Akan tetapi kalian lebih memilih kehidupan dunia,sedang kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal".(Q.S Al-A'la:16-17).Juga disebutkan:"Dan hari akhirat itu lebih baik dari kehidupan dunia ini."(Q.S Al-Duha:4).
Keempat, Kadar kesulitan yang menimpa setiap orang setara dengan kesanggupannya untuk memikul kesulitan itu.Allah tidak berbuat zalim dengan memberi kesulitan yang ada diluar batas kemampuan hambanya."Tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."(Q.S Al-Baqarah:286).
Ini adalah bentuk kasih sayang Allah pada manusia.Dia berkenan memberi kesulitan yang dibaliknya begitu banyak hikmah dan kebaikan.Selain itu,kadar dari semua kesulitan itu tidak pernah melampaui batas kekuatan hamba-Nya.Artinya,kita tidak perlu takut ujian-ujian itu akan memutuskan urat syaraf kita.Dengan kesabaran,kita akan menyaksikan bahwa semua itu masih berada dalam jangkauan kesanggupan kita untuk memikulnya.
Allah tidak zalim.Dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi,Allah tidak bermaksud menganiaya hamba-Nya.Jika Allah ingin menganiaya,tentu tidak akan Dia membiarkan sedikitpun kebaikan di bumi ini.Dan itu sangat mudah bagi-Nya.Lagi pula apa gunanya Allah melakukan itu semua? Apakah Allah membutuhkan sesuatu,misaknya rasa puas setelah melakukan penganiayaan?(Berbeda dengan Wishnutama yang puas memfitnah IW).Allah Maha Kaya,Dia tidak membutuhkan apa pun.Justru hakiki segala sesuatu bermula dari karunia-Nya.Mahasuci Allah dari sekalian kezaliman,sebasar apa pun itu.
Kelima, dibalik setiap kesulitan ada karunia kemudahan.Semua orang tentu ingin mengejar kemudahan.Islam mengajarkan bahwa letak kemudahan itu ada dibalik kesulitan."Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."(Q.S Alam Nasyrah:5-6).Dengan demikian,jika ingin mengejar kemudahan,kita harus berani menyongsong kesulitan.
Bagi sebagian orang mungkin agak sulit menerima logika hidup seperti ini.Tiap-tiap kemudahan muncul sesudah ditempuh jalan kesulitan.Terutama bagi mereka yang gemar bermimpi indah dan enggan merasakan kepahitan.Tetapi,bagaimanapun ini adalah suatu ketetapan yang baik dan penuh manfaat.
Manusia punya banyak keinginan baik.Apa yang akan terjadi jika manusia mengalami kondisi yang segalanya serba tersedia?Apapun yang dia inginkan,segera dengan mudah,dapat dia peroleh.Hingga tidak satupun keinginan itu yang tidak terpenuhi dengan sempurna.Jika ini yang terjadi,hidup manusia akan sangat datar.seragam dan monoton.Hal itu pada akhirnya hanya akan memusnahkan dirinya sendiri.
Banyak orang bisa menikmati hidup dengan segala liku-likunya.Namun, tidak sedikit orang yang mati karena 'dibunuh' rasa jenuh.Kenyataan yang hanya satu macam saja akan menimbulkan kebosanan.Bahkan,manisnya nikmat itu akan hilang ketika apa yang ada hanyalah bentuk pengulangan dari kejadian-kejadian sebelumnya,tanpa variasi sedikitpun.
Dibalik kesulitan ada kemudahan.Jika ingin hidup mudah,selayaknya ditempuh jalan kesulitan.Terhadap kesulitan itu sendiri,jangan cepat-cepat berburuk sangka pada Allah Al-Quddus.Adanya kesulitan bukan untuk menyulitkan,namun untuk memelihara kelestarian hidup manusia itu sendiri.Teringat doa para Ulul Al-Bab: "Wahai Rabb kami.Tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia.Mahasuci Engkau dari berbuat sia-sia.Maka jauhkanlah kami dari siksa neraka."(Q.S Ali Imran:191).
Inilah realita kehidupan kita.Kesulitan,jika kita memahaminya,adalah bagian dari lembaran hidup yang sepanjang hayat akan digeluti.Karena itu tidak perlu ada perasaan gentar untuk menghadapinya.Kegentaran hanya akan melahirkan pribadi-pribadi lemah yang akan digilas oleh kerasnya perputaran jaman.
Persoalan yang timbul dari diri kita sendiri misalnya kita melanggar peraturan lalu lintas yang kemudian menimbulkan persoalan.
Kita kemudian dihadapkan pada peraturan lalu lintas.Demikian juga persoalan yang timbul karena orang lain misalnya seseorang yang mabuk pada saat mengendarai mobil kemudian menabrak kendaraan kita.Persoalan-perseoalan itu adalah bagian dari kehidupan kita.
Contoh diatas merupakan penggambaran apa yang terjadi pada IW.Persoalan yang timbul pada IW berasal dari persoalan eksternal.Mendapatkan fitnah kejam dari orang lain yang kebetulan merupakan anak didik IW.Akibat fitnah tersebut,muncul persoalan-persoalan baru yang menyertainya.
Dibawah ini merupakan sekelumit tulisan yang terdapat dalam buku 10 SIKAP POSITIF Menghadapi Kesulitan Hidup yang ditulis oleh ustad AA Qowiy,ini merupakan referensi untuk memandang kesulitan hidup dari sisi agama seperti apa yang juga dialami oleh IW dan menjadi penuntun hidup IW keluar dari kesulitan hidupnya sekarang.Tidak perlu kita berpanjang lebar,mari kita baca bersama:
Karakter Kesulitan hidup
Banyak hal yang harus kita pahami dari persoalan kesulitan ini.Memahami posisi kesulitan dalam kaca mata yang benar,insya Allah,akan cukup meringankan kita dalam mensikapi kesulitan itu sendiri.
Pertama, harus kita sadari bahwa realita hidup yang kita jalani ini adalah pergulatan menghadapi kesulitan.Siapapun orangnya, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, selama dia hidup pasti akan bertemu dengan aneka macam kesulitan.Kesulitan-kesulitan itu kemudian memaksanya berusaha untuk menaklukkannya.Sebagian ada yang berhasil dan sebagian yang lain gagal.Dan proses perjuangan menaklukkan kesulitan-kesulitan inilah yang kemudian orang sebut dengan istilah hidup.Jadi,membenci kesulitan sama saja dengan membenci kehidupan itu sendiri.
Kedua, kesulitan adalah milik semua orang.Semua manusia yang hidup didunia ini pasti akan menemui kesulitan dalam hidupnya.Kita tidak perlu berangan akan dibebaskan dari kesulitan sama sekali,sebab kenyataannya semua orang telah memiliki jatah agenda kesulitan sendiri-sendiri.Semua orang secara adil kebagian kesulitan, hanya bentuk dan kadarnya berbeda-beda.
Lucu jika kita menginginkan diberi kemudahan seperti orang lain dalam satu kasus tertentu.Padahal, orang-orang itu dalam banyak kasus yang lain juga ingin dimudahkan seperti kita.Masing-masing kita punya kelebihan dan kekurangan.Hal ini menjadi bukti bahwa hidup yang kita jalani ini ada di atas prinsip pembagian yang adil.
Menyadari bahwa kesulitan itu universal,milik semua orang,akan membuat kita lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah.Kita tidak perlu iri dengan kemudahan yang diperoleh orang lain.Kita juga tidak perlu berbangga dengan kesusahan yang menimpa mereka.
Ketiga, kesulitan adalah sunnatullah,yaitu suatu hukum yang telah Allah tetapkan secara permanen.Mau atau tidak,suka atau terpaksa,manusia pasti akan berhadapan dengan kesulitan.Sebab hal ini Allah tetapkan sebagai bagian dari liku-liku hidup kita.
Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:"Dan benar-benar akan Kami berikan cobaan pada kalian dengan sesuatu yang berupa kesulitan,kelaparan dan kekurangan akan harta,jiwa dan buah-buahan.Maka berikan kabar gembira bagi orang-orang yang penyabar."(Q.S Al Baqarah;155).Ayat ini dan yang semisalnya menunjukkan bahwa salah satu tujuan datangnya kesulitan adalah untuk menguji kesabaran manusia.Sebagai ujian,kesulitan itu pasti akan datang,lambat atau cepat.
Terlalu bodoh,jika dalam hidup ini kita memimpikan keadaan yang seutuhnya serba enak dan mapan.Apalagi jika jatah waktu yang kita miliki habis digunakan untuk menciptakan semua itu.Bukan berarti kita tidak boleh berusaha untuk hidup bahagia:kita hanya diingatkan bahwa bahagia yang diimpikan itu pasti tidak akan utuh.Di sisi bahagia itu nanti akan ada duka,bahkan tetesan air mata kesedihan.
Apa rahasianya?Allah hendak mengingatkan agar kita tidak silau dalam memandang dunia ini.Didunia memang ada keindahan,namun tidak utuh.Selain itu,Allah juga menyadarkan bahwa,sesudah dunia ini,masih ada kampung lain yang lebih segala-galanya yaitu kampung akhirat.
Dalam Al-Qur'an disebut "Akan tetapi kalian lebih memilih kehidupan dunia,sedang kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal".(Q.S Al-A'la:16-17).Juga disebutkan:"Dan hari akhirat itu lebih baik dari kehidupan dunia ini."(Q.S Al-Duha:4).
Keempat, Kadar kesulitan yang menimpa setiap orang setara dengan kesanggupannya untuk memikul kesulitan itu.Allah tidak berbuat zalim dengan memberi kesulitan yang ada diluar batas kemampuan hambanya."Tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."(Q.S Al-Baqarah:286).
Ini adalah bentuk kasih sayang Allah pada manusia.Dia berkenan memberi kesulitan yang dibaliknya begitu banyak hikmah dan kebaikan.Selain itu,kadar dari semua kesulitan itu tidak pernah melampaui batas kekuatan hamba-Nya.Artinya,kita tidak perlu takut ujian-ujian itu akan memutuskan urat syaraf kita.Dengan kesabaran,kita akan menyaksikan bahwa semua itu masih berada dalam jangkauan kesanggupan kita untuk memikulnya.
Allah tidak zalim.Dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi,Allah tidak bermaksud menganiaya hamba-Nya.Jika Allah ingin menganiaya,tentu tidak akan Dia membiarkan sedikitpun kebaikan di bumi ini.Dan itu sangat mudah bagi-Nya.Lagi pula apa gunanya Allah melakukan itu semua? Apakah Allah membutuhkan sesuatu,misaknya rasa puas setelah melakukan penganiayaan?(Berbeda dengan Wishnutama yang puas memfitnah IW).Allah Maha Kaya,Dia tidak membutuhkan apa pun.Justru hakiki segala sesuatu bermula dari karunia-Nya.Mahasuci Allah dari sekalian kezaliman,sebasar apa pun itu.
Kelima, dibalik setiap kesulitan ada karunia kemudahan.Semua orang tentu ingin mengejar kemudahan.Islam mengajarkan bahwa letak kemudahan itu ada dibalik kesulitan."Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."(Q.S Alam Nasyrah:5-6).Dengan demikian,jika ingin mengejar kemudahan,kita harus berani menyongsong kesulitan.
Bagi sebagian orang mungkin agak sulit menerima logika hidup seperti ini.Tiap-tiap kemudahan muncul sesudah ditempuh jalan kesulitan.Terutama bagi mereka yang gemar bermimpi indah dan enggan merasakan kepahitan.Tetapi,bagaimanapun ini adalah suatu ketetapan yang baik dan penuh manfaat.
Manusia punya banyak keinginan baik.Apa yang akan terjadi jika manusia mengalami kondisi yang segalanya serba tersedia?Apapun yang dia inginkan,segera dengan mudah,dapat dia peroleh.Hingga tidak satupun keinginan itu yang tidak terpenuhi dengan sempurna.Jika ini yang terjadi,hidup manusia akan sangat datar.seragam dan monoton.Hal itu pada akhirnya hanya akan memusnahkan dirinya sendiri.
Banyak orang bisa menikmati hidup dengan segala liku-likunya.Namun, tidak sedikit orang yang mati karena 'dibunuh' rasa jenuh.Kenyataan yang hanya satu macam saja akan menimbulkan kebosanan.Bahkan,manisnya nikmat itu akan hilang ketika apa yang ada hanyalah bentuk pengulangan dari kejadian-kejadian sebelumnya,tanpa variasi sedikitpun.
Dibalik kesulitan ada kemudahan.Jika ingin hidup mudah,selayaknya ditempuh jalan kesulitan.Terhadap kesulitan itu sendiri,jangan cepat-cepat berburuk sangka pada Allah Al-Quddus.Adanya kesulitan bukan untuk menyulitkan,namun untuk memelihara kelestarian hidup manusia itu sendiri.Teringat doa para Ulul Al-Bab: "Wahai Rabb kami.Tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia.Mahasuci Engkau dari berbuat sia-sia.Maka jauhkanlah kami dari siksa neraka."(Q.S Ali Imran:191).
Inilah realita kehidupan kita.Kesulitan,jika kita memahaminya,adalah bagian dari lembaran hidup yang sepanjang hayat akan digeluti.Karena itu tidak perlu ada perasaan gentar untuk menghadapinya.Kegentaran hanya akan melahirkan pribadi-pribadi lemah yang akan digilas oleh kerasnya perputaran jaman.