IW dapat duit untuk nyoblos pasangan tertentu |
Nganjuk sedang merayakan pesta demokrasi. Pemilihan Bupati Nganjuk periode 2012-2017. Ada 6 pasangan Calon Bupati Nganjuk.
Mereka beradu kampanye, jualan program. Biasalah itu yang namanya BAKUL POLITIK. Mereka juga jualan. Dengan modal besar, mereka berjualan janji seolah-olah bisa mensejahterakan rakyat dengan janji-janji.
12.12.2012 ditetapkan sebagai hari pencoblosan suara. Caranya tetap seperti jaman ORBA, mencoblos pakai paku. Ketika eforia demokrasi terjadi di Indonesia, ada fenomena aneh terjadi di Indonesia yaitu mengganti kebiasaan mencoblos pakai paku dengan istilah mencontreng. IDE GILA!
Apa nggak salah ide itu? Dengan cara mencontreng, otomatis ada biaya yang harus dipikul rakyat yaitu membeli spidol. Apakah nggak lebih efisien dengan memakai paku? Jangan-jangan ide itu hanya untuk menggelembungkan angka rupiah untuk proyek pemilihan umum!
IW paling nggak suka dengan acara Pil-Pil itu. Karena kenyataannya bulshit! Janji tinggal janji yang namanya BAKUL POLITIK pastinya harus BALIK MODAL plus REVENU.
Pantas kalau BAKUL POLITIK ITU memanfaatkan keuangan negara untuk dijarah!
Tetapi IW nggak bisa mengelak kali ini. Kenapa? Istri IW sudah diamplopin uang sebesar Rp 20.000,-.
Uang Rp 20.000,- itu untuk 2 orang (suami istri gitu).
Karena lagi BOKEK nggak punya duit maka diterima saja uang itu dan dengan terpaksa mencoblos nomor yang sudah ditetapkan.
Istilahnya kata pengamat politik, disebut money politic.
Dari kacamata demokrasi kata pakar politik TIDAK SEHAT tetapi dari kacamata IW yang sedang nggak punya duit, money politic itu baik, membantu keuangan orang miskin walau hanya 1 hari.
Itulah kenyataan hidup. Kalau money politic dilarang, orang miskin bakal SUSAH!
Meskipun hanya uang Rp 20.000,- tetapi ternyata membantu orang miskin untuk menambah income supaya dapur tetap ngebul.
SO WHAT GITU LOH...
Referensikan Blog Ini dengan nama domain : www.kisahhidupiw.blogspot.com