Lagu Insyaallah yang aslinya dilagukan oleh Maher Zain dan di feat oleh Fadly Padi rupanya telah membuat kebangkitan IW semakin kuat.Lagu yang pesannya mirip dengan kejadian yang dialami IW membuat dirinya bangkit untuk melakukan perlawanan.
Melawan dirinya sendiri dan mereka yang telah menjerumuskan IW ke dalam lembah kejatuhan.
Hanya berbekal cerita yang disampaikan di blog ini,IW merasa bahwa apa yang dialaminya patut diceritakan pada semua orang agar tidak terjadi lagi peristiwa seperti yang dialaminya.
Untuk lebih tahu apa perlawanan yang dilakukannya tidak berpanjang basa basi ini,marilah kita temui IW untuk menggali lagi cerita apa lagi yang ingin disampaikannya:
Tanya: Mas,kita lanjut lagi perbincangan kita.Sekedar info saja,pengunjung di blog ini semakin membludak apa komentar Mas?
Jawab: Alhamdulillah,semoga persepsinya baik tidak menuduh saya mencari sensasi dan popularitas semata.Disini saya cuman cerita saja.Kalaupun kemudian timbul ekses yah saya juga nggak akan mengira itu.Yang penting apa yang saya ceritakan benar adanya dan saya nggak mengarang cerita.Apa yang saya lakukan sekedar menuangkan kegelisahan saya karena fitnah itu saja.
Tanya: Baik,keadaan sekarang bagaimana?lebih baik atau masih gelisah?
Jawab: Ada perubahan.Saya lebih tenang dalam menjalani hidup ini.Tidak takut lagi diburu pembunuh bayaran,atau diintimidasi aparat negara,atau diancam mau ditangkap lagi.
Tanya: Wah baru lagi nih Mas,Anda diancam mau ditangkap lagi?
Jawab: Betul.Bahkan saya dikirimi surat panggilan agar menghadap ke Polda Metro Jaya.
Tanya: Betul-betul keterlaluan.Terus Mas bagaimana perasaannya?
Jawab: Surat panggilan itu saya cuekin saja.Mengancam saya dengan cara seperti itu di negara yang baru ditegakkan demokrasinya,sangat-sangat bertolak belakang.Demokrasi ini dibangun dengan susah payah.Menghabiskan biaya yang sangat mahal.Dengan darah,pikiran dan tenaga.Mereka-mereka yang masih ingin menghancurkan demokrasi ini masih berkeliaran dengan baju yang berwarna lain.Dulu pernah saya meminta perlindungan ke Kedutaan Amerika di Surabaya karena teror dan intimidasi yang saya dapatkan sangat menakutkan saya.Saya paham yang menyuruh adalah institusi swasta,media lagi jadi mereka punya link yang kuat.Dengan bahasa mereka,saya pasti kalah.Waktu itu saya konsultasi dengan pengacara.
Tanya: Terus...
Jawab: Setelah itu saya diskusi dengan pengacara bagaimana sebaiknya supaya mereka tidak lagi memburu saya,melakukan teror dan mengintimidasi saya.
Tanya: Terus...
Jawab: Pengacara menasehati saya supaya melakukan publikasi di internet.
Tanya: Nah sekarang sudah,bagaimana seterusnya?
Jawab: Sejak publikasi di internet,mereka mengurangi pressure terhadap saya.Dan sekarang saya lebih tenang karena banyak yang tahu kasus ini.Jadi kalau mereka akan melakukan pressure lagi ya saya akan cerita di blog ini.
Tanya: Oke.Jadi Mas sekarang sudah nggak dapat pressure dari mereka karena banyak yang tahu kasus Mas...
Jawab: Ya begitulah.Mereka itu media jadi lawannya ya harus dengan media.Internet adalah sarana yang bagus untuk melawan mereka.Informasi dilawan informasi juga.
Tanya: Baik,penjelasan Mas sudah dibaca banyak orang.Semoga mereka sadar bahwa pressure yang mereka lakukan telah mengganggu hak asasi Mas...
Jawab: Sudah banyak upaya yang saya lakukan supaya saya tidak dipressure mereka seperti lapor ke Komnas HAM tetapi itulah Indonesia.Penguasanya bisa dibeli.Nggak punya harga diri lagi.Aparatnya juga nggak beda,gampang disuap.
Tanya: Apa keinginan Mas sekarang?
Jawab: Sebagai warga negara saya punya hak untuk hidup tenang.Kalau di Indonesia saya sudah muak dengan tingkah penguasanya.Mereka bertingkah sebagai penjajah pada rakyat.Orang miskin ditekan dengan cara yang tidak punya perikemanusaiaan.
Tanya: Contohnya Mas?
Jawab: Coba lihat dijalanan.Banyak polisi yang melakukan tilang.Mereka yang miskin juga kena tilang.Kalau mau bebas minta duit.Atau mereka yang kena kasus hukum.Dipenjara Polda Metro Jaya,banyak cerita teman-teman saya satu sel yang juga miskin diperas.Kalau mau bebas harus bayar duit.Padahal mereka itu melakukan kejahatan karena terjepit.Jadi pengedar narkoba,pemalsu STNK,pengedar TOGEL dll.Hanya sedikit yang punya alasan melakukan kejahatan dalam bentuk kualitas.Jarang sekali.Rata-rata terbentur faktor ekonomi.Dan polisi-polisi itu memeras mereka.Jahat sekali.
Tanya: Kalau Mas?
Jawab: Yah dengan kondisi itu,saya pesimis mendapatkan kembali kenyamanan hidup seperti dulu.Mereka selalu membayangi kehidupan saya.
Tanya: Kalau ada yang memberi perlindungan,misalnya dari Kerajaan Malaysia menawarkan supaya Anda tinggal disana?
Jawab: Saya tetap nasionalis,dengan cara kita bercerita saja mereka sudah menjaga jarak dengan saya.Jadi kalaupun Kerajaan Malaysia mau memberi perlindungan pada saya ya saya berterimakasih.Mungkin ya lebih nyaman tinggal disana apalagi dibawah perlindungan Kerajaan Malaysia yang mampu mensejahterakan rakyatnya daripada Indonesia.Negara ini sudah 66 tahun tidak mampu membawa rakyatnya kearah kesejahteraan.Ganti Presiden tetap saja isunya sama.Artinya memang kita tidak mampu mengurus negara ini.Saya setuju dengan pendapat Bung Adnan Nasution kalau Papua itu cepat atau lambat bakal merdeka.Saya juga setuju kalau Papua itu bisa merdeka.Kita cuman bisa mengeruk kekayaan alamnya tanpa mampu membuat kesejahteraan disana.Jadi kita ini dimata mereka dianggap sebagai penjajah.Nggak salah pendapat itu.Harusnya kita mampu mengelola negara ini supaya rakyatnya bisa sejahtera.Jangan bisanya cuman mengeruk kekayaan alam terus dibawa ke Jakarta untuk para elite.Dibagi-bagi ke kroni-kroninya.Proklamator kita Bung Hatta pernah berkata bahwa bukan karena rakyat miskin,bukan karena alam tetapi karena rakyat tidak berdaya.Dan ketidakberdayaan itulah yang menjadikan begara kita miskin.
Tanya: Mas benci sekali dengan Indonesia?
Jawab: Saya bukan benci dengan Indonesia tetapi penguasa Indonesia.Mereka petetak-petetek dengan baju yang jelas-jelas melambangkan kesombongan sebagai ciri penjajah persis kayak penjajah Belanda.Kompeni gitu.
Tanya: Contohnya Mas?
Jawab: Tuh lihat PNS pakai seragam yang nggak enak dilihat mata rakyat.Kaku kesannya.Kalau diluar negeri yang sudah demokratis mereka pakai jas yang elegan.Lainnya tuh lihat polisi.Polisi itu petugas keamanan sipil.Uniformnya nggak perlu kayak tentara.Di luar negeri kayak Amerika yang pakai seragam itu cuman polisi lalulintas.Itupun maksudnya supaya pengendara tahu dan bisa membedakan mana petugas lalulintasnya.Selain itu nggak ada polisi pakai uniform kayak tentara.Semua bagde lepas cuman penyidik polisi yang bawa bagde yang ditaruh dipinggang.Terus lihat papan nama di pemerintahan negara sudah kayak kompeni aja.Direktorat Jenderal apa gitu.Emangnya apa sih kampungan...Mbok pake yang baik kenapa.Nggak usah pake jenderal kayak apa aja.Kantor Pusat Departemen Keuangan.Apalagi itu Inspektorat Jenderal taik kucing lagi...nggak pantes lagi di jaman demokrasi begini...Tulis aja Kantor Pusat Inspeksi Departemen Keuangan...khan lebih bagus...
Tanya: Ha ha ha ha kalau di Indonesia katrok Mas...
Jawab: He he he betul itu.Tuh mana pejabat negara pakai baju kayak gubernur Hindia Belanda.Tuh lihat pada acara pelantikan gubernur,persis kayak penjajah Belanda...
Tanya: Ha ha ha ha betul tuh Mas,seragam putih pakai peci jenderal pakai emblem macam-macam.Mereka pikir keren padahal kayak kompeni...
Jawab: Ya khan belum lagi Kepala Desa juga punya seragam kayak kompeni gitu.Masyaallah bego benget pakai begitu...
Tanya: Menurut Mas?
Jawab: Ya disesuaikan dengan pakaian adatlah.Kalau Gubernur Jawa ya pakai pakaian adat Jawa gitu khan kesannya Indonesia bukan sebagai kompeni.
Tanya: Kalau Mas diminta jadi pemimpin didesa nanti seperti itu?
Jawab: Misalnya jadi apa nich?
Tanya: Kepala Desa
Jawab: Ya iyalah saya akan jadi contoh bahwa saya pemimpin pilihan disini bukan kompeni yang menjajah rakyat...
Tanya: Kalau Camat?
Jawab: Ha ha ha ada yang aneh di Indonesia ini...
Tanya: Apa Mas?
Jawab: Begini,Kepala Desa dipilih oleh Rakyat,demikian juga Bupati dan Gubernur sampai Presiden.Nah Camat ini nggak ada pilihannya.Ini menunjukkan kalau ada yang terlewati dalam proses demokrasi ini.Jabatan camat itu nggak demokratis.
Tanya: Oh iya Mas,terus menurut Mas?
Jawab: Dihapus saja.Nggak penting.Mengurangi prosedure dalam pemerintahan desa, lebih menghemat biaya.Biayanya bisa dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat.Rakyat kita banyak yang miskin.Harus dientaskan.Nggak ada tawaran.
Tanya: Mas sudah merasakan miskin jadi sekarang membela yang miskin ketika dulu masi punya duit nggak bela rakyat miskin...
Jawab: Ha ha ha saya dulu apalah.Cuman karyawan.Berapa sih duit saya?Kalau dulu saya bicara rakyat miskin mana ada orang dengarin omongan saya.Siape luh...gitu khan...
Tanya: Oke Mas,tadinya kita mau bicara tentang lagu Insyaallah yang menjadi inspirasi Mas untuk bangkit tetapi karena ngobrolnya panjang ya waktunya jadi nggak sampai membahas lagu itu...
Jawab: Oh begitu,iya lain waktu aja nggak apa-apa.Yang penting setiap hari saya masih punya waktu untuk diskusi yah saya siap saja.
Tanya: Oke pembaca blog,mohon maaf tadinya kita mau mengangkat cerita IW dengan lagu Insyaallah tetapi ngobrolnya keasyikan membahas yang lain ya nanti kita akan bahas lain edisi saja ya....salam.