|
Revolusimedia ? HA HA HA, kucing aja ketawa BRO ! |
Bukan bermaksud mentertawakan tetapi hanya ingin tertawa aja sih melihat gambar kucing diatas. Tertawaan ini gak jauh beda dengan cerita tentang Wishnutama mendirikan revolusimedia.net, pastinya bakal heboh cerita yang ada disini.
Ada 3 cerita yang cukup dramatis berkaitan dengan mendirikan media televisi:
1. Cerita bagaimana RCTI didirikan oleh Bambang Trihatmojo (putra Soeharto),
2. Bagaimana TransTV didirikan oleh Chairul Tanjung,
3. Bagaimana refolusimedia.net didirikan Wishnutama.
Ketika RCTI menjadi TV swasta pertama di Indonesia, ada momentum kebebasan informasi. Setelah masyarakat mulai jenuh dengan hanya punya TVRI, masyarakat begitu antusias dengan berdirinya RCTI.
Dengan bahu membahu, mereka pada membeli TV baru untuk melihat tayangan RCTI. Selain itu mereka menyiapkan berbagai model antena supaya dapat menonton RCTI.
Antusias itu begitu besar sehingga RCTI punya momentum saat mendirikan televisi swasta pertama di Indonesia. Dan hingga sekarang, masyarakat lekat dengan tayangan RCTI.
Setelah dekade itu berlalu, masyarakat mulai jenuh dengan tayangan televisi yang sudah ada. Sejak berdirinya RCTI kemudian SCTV, disusul dengan ANTV dan Indosiar, masyarakat mulai terbiasa dengan acara yang gak beda-beda jauh dari Srimulat punya TVRI.
Isi sama bungkusnya berbeda.
Kemudian untuk kali berikutnya, pemerintah membuka kran berdirinya TV baru.
Muncullah beberapa pengusaha TV dadakan yang berambisi mengadu nasib dengan mendirikan media televisi.
Ketika itu ada beberapa pengusaha yang tidak tahu menahu tentang TV, sebut saja Chairul Tanjung.
Selain Chairul Tanjung, ada juga nama Sukoyo dengan TV7 dan Abdul Latif dengan Lativi.
Mereka semua gak tahu menahu dengan bisnis di media televisi. Karena ketidaktahuan itu akhirnya mereka tumbang satu persatu kecuali Chairul Tanjung yang justru sukses menjadi pengusaha televisi.
Dengan berjalannya waktu, televisi semakin banyak. Pemerintah menyetop kran untuk televisi nasional karena over. Stagnansi terjadi. Porsi iklan memang besar tetapi tidak sebanding dengan besarnya pengusaha yang ingin mencari untung dari bisnis media.
Pemerintah memang menutup kran pendirian televisi nasional tetapi membuka kran televisi daerah.
Momentum itu kemudian terjadi berulang lagi. Hanya karena sifatnya lokal atau kedaerahan, momentum itu "hanya" dinikmati secara lokal.
Mendirikan televisi lokal tidak booming seperti mendirikan televisi nasional. Chairul Tanjung menciptakan momentum yang pas ketika pendirian TransTV.
Trik Chairul Tanjung memunculkan booming itu adalah PEREKRUTAN MASSAL yang sempat tercatat di rekor MURI. Ada pro dan kontra. Yang kontra melihatnya sebagai menelanjangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Bayangkan, dengan jumlah pelamar yang puluhan ribu, yang diterima hanya ratusan orang saja.
Nah setelah semua itu terjadi, muncul kemudian revolusimedia.net. Perusahaan televisi baru. Setelah ditelusuri ternyata didirikan atas nama perusahaan PT Net Mediatama. Gak asing juga karena yang membuat perusahaan itu adalah orang TV, namanya Wishnutama.
Setelah dipecat oleh Chairul Tanjung, Wishnutama berkiprah didunia kuliner dengan membuka warung Parc 19 di jalan raya kemang 19 Jakarta.
Setelah merasa gak cocok dengan mendirikan warung Parc 19, Wishnutama mencoba nasib lain dengan mendirikan PT Net Mediatama.
Slogan utamanya adalah RevolusiMedia.Net. Apa sih RevolusiMedia.Net. Apa yang mau di revolusi?
Wishnutama kemudian mencari momentum agar slogan RevolusiMedia.Net bisa mencontek pendahulunya, Chairul Tanjung, mantan bos Wishnutama.
Wishnutama melakukan gelombang rekrutment besar-besaran. Ada beberapa kota yang digelar perekrutan karyawan ala RevolusiMedia.Net.
Hingga saat tulisan ini dirilis, sudah tercatat 170 ribu pelamar online di situs www.revolusimedia.net. Jumlah itu belum termasuk yang walk in interview.
Decak kagum orang melihat proses perekrutan itu.
Ada juga berkata EDAN ! GILA !
Cara Chairul Tanjung dulu, dengan mencatatkan rekor perekrutan karyawan terbesar dalam sejarah rekrutment di Indonesia, sudah berhasil mengibuli pengangguran intelek hingga di angka 50.000 pelamar.
Dan celakanya yang diterima hanya ratusan orang. Itu ide KONYOL tetapi bagi Chairul Tanjung, dia butuh MOMENTUM untuk kepentingan pribadi.
Bagi Wishnutama, dengan mengibuli anak-anak kecil yang baru lulus kuliah, melakukan perekrutan karyawan besar-besaran, rasanya tega juga Wishnutama melakukan itu untuk kepentingan itu.
Ambisi mereka untuk dapat bekerja di TV, untuk dapat mencari rejeki, untuk dapat membiayai hidup, ambisi itu tulus.
Dengan minimnya lapangan pekerjaan, rekrutment RevolusiMedia.Net cukup memperoleh perhatian besar di masyarakat.
Hanya saja yang dipertanyakan adalah ETIKAT Wishnutama ternyata hanya untuk mencari MOMENTUM untuk kepentingan pribadi semata, mendirikan revolusimedia.net .
Stagnansi media televisi, sudah pada titik nadir. Kreativitas sudah hancur-hancuran dilakukan oleh televisi untuk tetap bisa hidup dan eksis di media televisi.
Stagnansi itu selain terjadi di televisi nasional, juga terjadi di televisi daerah atau tv lokal.
Bahkan lebih parah terjadi di TV Lokal. Banyak TV Lokal yang "hidup segan matipun tak mau".
Mau pakai cara apalagi untuk bertahan di persaingan media televisi, kalau gak tega menghantam pesaing-pesaingnya.
Kue iklan memang besar tetapi yang memperebutkan semakin banyak. CAPEK DEH BIKIN TV !