Foto ini keluar atas akses Intelejen |
Facebook lagi ribut. Semua media pada konsentrasi pada sebuah akun di Facebook yang mengaku bernama Idjon Djanbi.
Di tengah arus utama motif pembunuhan 4 orang tahanan titipan dari Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang disinyalir merupakan aksi balas dendam, sebuah akun jejaring sosial Facebook "Idjon Djanbi" mengungkap skenario berbeda.
Catatan itu berisi cerita dibalik kasus penembakan yang diduga terkait kartel narkoba di lingkungan polisi sendiri. Dalam catatan tersebut, "Idjon Djanbi" menjelaskan soal kronologi penyerangan lapas yang berbeda dari yang dimuat media massa. (Baca: http://www.facebook.com/notes/idjon-djanbi/pelaku-penyerangan-lp-sleman-adalah-aparat-kepolisian/101576636705313).
"Idjon Djanbi" dalam catatannya memuat sejumlah besar bukti yang diklaimnya bertolak belakang dengan keterangan yang dilansir Polda DIY seperti pemecatan Bripka Juan dari kepolisian.
Menurut "Idjon Djanbi", Bripka Juan justru baru dipecat dari kedinasan beberapa saat sebelum dipindah ke lapas cebongan dalam sidang yang berlangsung singkat (hanya 5 menit).
Tidak hanya itu ia juga mengungkap mengenai adanya personel polisi aktif yang terlibat dalam pembunuhan Sertu Santoso, anggota Kopassus Grup 2 Parako, Karang Menjangan Solo, tapi hingga kini tidak diungkap ke publik.
Dalam analisisnya, penulis menyatakan Kopassus tidak menggunakan senapan SS-1 Pindad dan AK-101 yang diduga digunakan para penyerang untuk mengeksekusi para tersangka pengeroyokan Serka Santoso.
Uniknya, catatan tersebut juga memuat foto korban paska penembakan dan berbagai analisa arah tembakan dan luka-luka korban yang selama ini tidak pernah mencuat di media. Diduga kuat bahwa pemilik akun juga memiliki akses ke data perkara. Dari pantauan kita hingga pukul 23.55 WIB, catatan tersebut telah dishare ke 3.823 pemilik akun Facebook.
Idjon Djanbi sendiri adalah nama pendek dari Mayor Mochamad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.
Ia adalah Komandan Pertama Kopassus yang dibentuk melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial III No. 55/ Inst / PDS /52 tanggal 16 April 1952 dengan nama KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal “Korps Baret Merah ”.
He he he yang kayak gini, kerjaan intelejen ! TNI (+Intelejen) VS POLISI bakal BERLANJUT !
Ada upaya pihak intelejen membelokkan kasus ini menjadi kasus internal Polisi. Memang sudah gak asing soal oknum Polisi terlibat kartel narkoba. Banyak oknum Polisi yang gelap mata bermain mata dengan kartel narkoba. Santai aja yach... nanti juga bakal diungkap.
Referensikan Blog Ini dengan nama domain : www.kisahhidupiw.blogspot.com