|
Convergen TV : TV Masa DEPAN ! |
Kalau ada orang yang teriak REVOLUSI MEDIA tetapi kagak tahu gimana caranya, itulah pendiri NET MEDIATAMA, namanya Wishnutama !
Nach kali ini Mas IW mau blak-blakan bagaimana Revolusi Media itu sebenarnya !
Latar belakang terjadinya "keharusan" REVOLUSI MEDIA adalah :
1. Sikap pemerintah yang menghambat ketersediaan FREKWENSI !
2. Sikap pemerintah yang menguras FULUS pengusaha media untuk mendapatkan FREKWENSI !
3. In EFISIENSI yang terjadi dengan penggunaan TV Konvensional (sebut saja TV TERESTERIAL ) !
Dari 3 persoalan itu, Indonesia HARUS melakukan REVOLUSI atas 3 persoalan diatas !
Sudah banyak tersebar berita di media OnLine bagaimana persoalan frekwensi menjadi sangat krusial ketika seorang pengusaha ingin mendirikan stasiun televisi. Kata frekwensi menjadi MOMOK BESAR yang menghadang pengusaha media.
Selain itu ada INEFISIENSI yang terjadi dengan pemanfaatan frekwensi (baca: Menggunakan TV Konvensional-TV Teresterial) . Lho KOK?
Ini alasan Mas IW mengapa terjadi INEFISIENSI ketika seorang pengusaha mendirikan TV konvensional:
1. Pengusaha harus membangun stasiun RELAY yang MAHAL. Stasiun RELAY terdiri dari LAHAN, BANGUNAN dan IJIN-IJIN nya, LISTRIK PLN, PEMANCAR dan tetek bengeknya serta MENARA.
2. Selain itu pengusaha HARUS menyediakan SDM untuk menjaga stasiun RELAY tersebut selama 24 JAM termasuk Kepala Stasiun, Operator, Security dan Office BOY.
3. Biaya operasional yang tinggi untuk pembiayaan seperti LISTRIK, TELEPHONE, AIR, PBB, dan Pajak lainnya (sumbangan RT/RW/Remaja Kampung/Masjid DLL DSB).
Dalam sebulan, sebuah stasiun RELAY akan membutuhkan budget sekitar 20 juta untuk operasional, selain itu perusahaan harus menggaji Kepala Stasiun RELAY seharga Rp 7 juta, 4 Operator Pemancar seharga @ Rp 5 juta, seorang Office boy seharga Rp 2 juta dan 2 orang Security @ Rp 3 juta.
Boleh hitung kira-kira berapa cost sebuah stasiun televisi untuk mengeluarkan budget bulanannya untuk operasional Stasiun RELAY. Kalau 1 stasiun RELAY membutuhkan cost rata-rata sebesar Rp 50 juta maka kalau stasiun TV mempunyai 30 stasiun RELAY, maka cost operasional setiap bulan sebesar Rp 1,5M hingga 2M.
Nach, ada banyak GAK ENAKNYA dengan TV model KONVENTIONAL, termasuk ketika ada sebuah BUKIT di SEMARANG yang merupakan KOMPLEK HUBDAM, berdiri banyak sekali TOWER RAKSASA !
Tower-tower itu punya UMUR, kalau sampai diantara tower itu ada yang RUBUH ! Bagaimana ?
Selain itu tower-tower TV RAKSASA yang berdiri di KOTA BESAR, SANGAT MERUSAK PEMANDANGAN KOTA !
Belum lagi RADIASI dari pemancaran sinyal TV yang berada pada kisaran 1.000 Watt hingga 120.000 Watt.
Saatnya REVOLUSI !
Tinggalkan gaya TV Anda ! TV konventional sudah GAK JAMAN LAGI ! SUDAH BASI !
Bagaimana dengan teknologi DVB T ?
LUPAKAN AJA ! Anda CUMA JADI KELINCI PERCOBAAN TEKNOLOGI !
DVB T tetap memanfaatkan frekwensi yang terbatas itu ! Tetap mengoperasikan pemancar teresterial, tetap menggaji operator pemancar teresterial DLL DSB ! Bandingkan dengan TV Konvergen ! Dengan TV Konvergen, LOW COST MAINTENANCE ! Mau JUTAAN KANAL yang diminta MASIH BISA DILAYANI !
DVB T tetap tidak EFISIEN ! LUPAIN DVB T ! JANGAN MAU JADI KELINCI PERCOBAAN TEKNOLOGI DVB T !
Selain HARUS UP GRADE MODUL di pemancar teresterial yang sudah ada dengan modul DVB T, pemirsa juga dibebani SETUP BOX DVB T.
CUMA BUANG-BUANG DUIT ! GAK EFISIEN !
Terus kalau TV KONVERGEN bagaimana ?
Broadcaster, Network Provider, Produsen TV dan Regulator HARUS DUDUK BARENG !
Sistim harus distandarisasi terlebih dahulu, misalnya ketika broadcaster mencolok siarannya ke Network provider dengan cara menyewa kanal maka Network Provider menetapkan sistim agar Produsen TV (LG, SAMSUNG, SONY) dapat menanam chip yang dapat mengenali siaran TV yang diselenggarakan oleh Network Provider.
Nach kalau sudah ada standar, maka setiap Produsen TV dapat memberi tambahan TUNER TV KONVERGEN yang berisi chip tersebut. Chip tersebut bisa dibeli secara licensi ke Network provider.
Standarisasi ini ditetapkan oleh REGULATOR.
Ketika seorang membeli TV KONVERGEN, maka dia dapat menyalakan TV tersebut dan memilih apakah akan menyalakan TV KONVENSIONAL atau TV KONVERGEN. Dan dia nonton fasilitas itu HARUS GRATIS !
Kalau gak ada jaringan TV KONVERGEN gimana ?
Jaringan TV KONVERGEN harus disediakan secara bersama-sama. Bisa memakai jaringan GSM atau CDMA.
Banyak sekarang operator GSM dan CDMA yang HIDUP OGAH, MATIPUN TAK MAU.
Nach, operator yang kayak gitu, diberdayakan dengan memanfaatkan jaringannya untuk khusus TV KONVERGEN. Bisa pakai WiFi mereka atau jaringan lainnya !
Soal sewa menyewa dan colok mencolok, bicarakan antara Broadcaster, Network Provider dan Regulator, dan yang pasti OKNUM REGULATOR juga masih butuh FULUS !
Ayo, FOKUS pada siaran Anda, NGAPAIN PUSING dengan SALURAN TERESTERIAL, tinggal COLOK aja ke NETWORK PROVIDER, dan semua orang bisa akses TV Anda ! NATION WIDE ! GAK PAKE ISTILAH TV LOKAL ! BASI ! KAMPUNGAN !
Oke, gitu aja blak-blakan yang tadinya masih dirahasiakan oleh Mas IW, kalau ada yang teriak REVOLUSI MEDIA tetapi GAK TAHU CARANYA, TANYA SAMA MAS IW ! Ya TAM ! JANGAN ASBUN !